Sanggahan Terhadap Apologis Muslim Mengenai Usia Aisha: Difference between revisions

Jump to navigation Jump to search
[checked revision][checked revision]
Line 17: Line 17:
<ref name="Zahid Aziz"></ref> Dia bukanlah tokoh yang dihormati ataupun dianggap penting oleh Islam, karena dia anggota aliran [[Ahmadiyya]] yang keyakinannya berbeda jauh dengan Islam kebanyakan. Aliran Ahmadiyya dan tulisan-tulisan mereka juga bertitik berat kepada usaha dakwah.  
<ref name="Zahid Aziz"></ref> Dia bukanlah tokoh yang dihormati ataupun dianggap penting oleh Islam, karena dia anggota aliran [[Ahmadiyya]] yang keyakinannya berbeda jauh dengan Islam kebanyakan. Aliran Ahmadiyya dan tulisan-tulisan mereka juga bertitik berat kepada usaha dakwah.  


Selain protes dari Ali tersebut, ada juga Habib Ur Rahman Siddiqui Kandhalvi (1924-1991) yang menulis di bukunya dalam bahasa Urdu,  "Tehqiq e umar e Siddiqah e Ka'inat" (Terjemahan Inggris. 1997), mengeluh karena dirinya "letih membela tradisi ini" yang "ditertawakan" dan "diolok-olok" oleh individu-individu yang berpendidikan Inggris yang dia temui di Karachi. Orang-orang ini mengatakan bahwa tradisi usia Aisha tersebut berlawanan dengan "sagacity and prudence" dan "memilih budaya Inggris daripada Islam gara-gara ini", dan Habib Kandhalvi mengakui bahwa dia "bertujuan membuat jawaban kepada musuh-musuh Islam yang melempar lumpur ke tubuh sang nabi yang Pemurah".<ref>Semua kutipan Habib Ur Rahman Siddiqui Kandhalvi diambil dari Pendahuluan terjemahan Inggris tahun 2007 atas buku Urdu, "''Tehqiq e umar e Siddiqah e Ka'inat''", diterjemahkan oleh Nigar Erfaney dan diterbitkan oleh Al-Rahman Publishing Trust dengan judul, "''Age of Aisha (The Truthful Women, May Allah Send His Blessings)''"</ref> Pada bulan November 2004 setelah Habib Kandhalvi lama meninggal, keluar [[fatwa]] yang mengecam Habib Kandhalvi, menyatakan dirinya adalah "Munkir-e-Hadith" (penolak hadist) dan seorang "Kafir" dengan didasari sebagai seorang yang menolak hadist.<ref>Fatwa asli dan terjemahan fatwa tersebut yang mengecam keyakinan Habib Ur Rahman Siddiqui Kandhalvi's yang sudah sesat dari Islam, sehingga membuatnya menjadi 'kafir', bisa dilihat di sini: [{{Reference archive|1=http://marifah.net/forums/index.php?showtopic=3036|2=2012-09-24}} Fatwa's on hadith rejectors?]</ref>
Selain protes dari Ali tersebut, ada juga Habib Ur Rahman Siddiqui Kandhalvi (1924-1991) yang menulis di bukunya dalam bahasa Urdu,  "Tehqiq e umar e Siddiqah e Ka'inat" (Terjemahan Inggris. 1997), mengeluh karena dirinya "letih membela tradisi ini" yang "ditertawakan" dan "diolok-olok" oleh individu-individu yang berpendidikan Inggris yang dia temui di Karachi. Orang-orang ini mengatakan bahwa tradisi usia Aisha tersebut berlawanan dengan "sagacity and prudence" dan "memilih budaya Inggris daripada Islam gara-gara ini", dan Habib Kandhalvi mengakui bahwa dia "bertujuan membuat jawaban kepada musuh-musuh Islam yang melempar lumpur ke tubuh sang nabi yang Pemurah".<ref>Semua kutipan Habib Ur Rahman Siddiqui Kandhalvi diambil dari Pendahuluan terjemahan Inggris tahun 2007 atas buku Urdu, "''Tehqiq e umar e Siddiqah e Ka'inat''", diterjemahkan oleh Nigar Erfaney dan diterbitkan oleh Al-Rahman Publishing Trust dengan judul, "''Age of Aisha (The Truthful Women, May Allah Send His Blessings)''"</ref> Pada bulan November 2004 setelah Habib Kandhalvi lama meninggal, keluar [[fatwa]] yang mengecam Habib Kandhalvi, menyatakan dirinya adalah "Munkir-e-Hadith" (penolak hadist) dan seorang "Kafir" dengan alasan bahwa si Habib adalah seseorang yang menolak hadist.<ref>Fatwa asli dan terjemahan fatwa tersebut yang mengecam keyakinan Habib Ur Rahman Siddiqui Kandhalvi's yang sudah sesat dari Islam, sehingga membuatnya menjadi 'kafir', bisa dilihat di sini: [{{Reference archive|1=http://marifah.net/forums/index.php?showtopic=3036|2=2012-09-24}} Fatwa's on hadith rejectors?]</ref>


More recently, we have Moiz Amjad (who refers to himself as "The Learner"). He readily admits to having lifted these faulty arguments from them, summarizing and presenting them in response to a Muslim asking him how he can respond to Christians who called Muhammad a pedophile (i.e. all of his arguments, like Ali's and Kandhalvi's before him, were apologetic in nature rather than scholarly).<ref>See: "[http://www.islamawareness.net/FAQ/what_was_ayesha.html What was Ayesha's (ra) Age at the Time of Her Marriage?]", by Moiz Amjad.</ref> It was at this very recent point in history that the arguments originating from the Ahmadiyya in the 1920s and 1930s finally achieved a little popularity among a few orthodox Muslims. However, this popularity seems to be strictly limited to articles or arguments on the Internet. Clearly a knee-jerk reaction to the avalanche in online criticism of Muhammad's life, as opposed to a shift in beliefs.
More recently, we have Moiz Amjad (who refers to himself as "The Learner"). He readily admits to having lifted these faulty arguments from them, summarizing and presenting them in response to a Muslim asking him how he can respond to Christians who called Muhammad a pedophile (i.e. all of his arguments, like Ali's and Kandhalvi's before him, were apologetic in nature rather than scholarly).<ref>See: "[http://www.islamawareness.net/FAQ/what_was_ayesha.html What was Ayesha's (ra) Age at the Time of Her Marriage?]", by Moiz Amjad.</ref> It was at this very recent point in history that the arguments originating from the Ahmadiyya in the 1920s and 1930s finally achieved a little popularity among a few orthodox Muslims. However, this popularity seems to be strictly limited to articles or arguments on the Internet. Clearly a knee-jerk reaction to the avalanche in online criticism of Muhammad's life, as opposed to a shift in beliefs.
Editors, em-bypass-2, Reviewers
39

edits

Navigation menu